Jatuh Cinta Diam-Diam

Hmm, kali ini gue mau nulis yang agak-agak mellow.

Bagi gue, orang yang jatuh cinta diam-diam itu sah-sah aja selama gak mengganggu kehidupan orang lain, karena gue pernah merasakan hal itu. Kejadiannya terjadi sewaktu gue duduk di bangku SMP kelas 1.

Gue salah satu orang yang gampang jatuh cinta. Mulai dari ngeliatin, terus naksir. Gue punya pemikiran, bahwa semakin jelek seseorang, semakin tinggi frekuensi untuk jatuh cinta (naksir), dan semakin tampan/cantik seseorang, semakin rendah frekuensi untuk jatuh cinta (naksir orang). Intinya sih, yang jelek mah nyari-nyari, kalo yang ganteng pengen dicari.

Gue termasuk ke kategori orang jelek yang berarti gue sangat gampang untuk jatuh cinta atau naksir orang.

Skip. Kembali ke Jatuh Cinta Diam-Diam

Setiap hari, ketika di sekolah, terutama di kelas, gue selalu ngeliatin dia—yang gue taksir Fokus untuk belajar menurun, karena fokus gue terbagi menjadi dua: ngeliatin dia dan merhatiin guru yg mengajar. Tidak ada yang tahu tentang itu.

Sampai pada suatu hari gue takut rasa yang gue pendam ini “meledak”.

Akhirnya gue ceritain ke temen sebangku.

Gue: Dik, gue suka sama si dia.

Dika: beneran? *dika gak percaya*.

Gue: Iya, jangan kasih tau siapa2. Cuma gue sama elo yang tau.

Dika: santai aja.

Dari situ, gue suka curhat tentang dia ke Dika.

Setelah lama gue memendam rasa cinta ini......

Dika: lo mau gini-gini aja? Cuma diem-dieman aja?

Gue: kayaknya sih gitu.

Dika: emang kuat?

Gue: gak tau, yang pasti kalo gue mendam perasaan ini, gue akan “sakit”. Apalagi ketika dia ngomong-ngomong tentang cowok yang dia taksir.

Dika: terus lo mau ngapain?

Gue: Ya pasrah aja.

Dika: bego dipiara.

Ketika gue naik ke kelas 8, berarti gue akan tidak satu kelas lagi dengan orang yang gue taksir secara diam-diam. Gue akan berpisah ke kelas kelas lain dan dia pun begitu.

Emang dasarnya gue gampang naksir, waktu masuk ke kelas 8, gue naksir seseorang. Dia bernama Nani, teman sekelas gue. Seperti biasa, setiap hari gue hanya memandang dari tempat duduk gue. Gue lakukan ini secara rutin, gak beda jauh sama minum obat.

Bedanya, ketika gue jatuh cinta diam-diam kali ini, gue gak cerita ke siapa-siapa. Alasannya simple: gue gak mau dibikin repot sama orang lain gara-gara gue cerita ke orang.

“Orang yang sukses adalah orang yang belajar dari kesalahannya.”

Karena gue mau kejadian pas kelas SMP terulang kembali, akhirnya gue memilih satu diantara dua pilihan yang gue buat: 1) menyatakannya, 2) meninggalkannya. Gue pilih untuk meninggalkan rasa cinta ini dan mencari orang lain yang lebih pantas untuk gue, kasarnya: selevel dengan gue atau seenggaknya lebih sedikit diatas gue levelnya. Wih, gaya banget gue, ngomongnya pake level-level segala.

Akhirnya gue nemuin seseorang yang pas untuk gue dan tidak lama dari situ, langsung gue tembak dan akhirnya pelurunya nancep di hatinya.

Emang, jatuh cinta diam-diam itu gak enak. Serba salah. Ketika si gebetan diam-diam ngomongin gebetannya, kita hanya bisa melongok doang sambil ngiler, mau ngelabrak kita kan bukan siapa-siapanya. Kita hanya bisa mengelus dada dan pasrah saja akan keadaan.

Taaapi, kalo dipikir-pikir lagi, jatuh cinta diam-diam itu lho. Kita tak perlu repot-repot memberikan perhatian kepada si gebetan diam-diam. Kita tak perlu menahan rasa malu ketika di ceng-in “cieee… cieee…” oleh teman. Dengan jatuh cinta diam-diam, kita akan bisa “mengolah rasa cinta” tanpa harus berunding dengannya. Dengan jatuh cinta diam-diam juga, rasa cinta kita terhadap si gebetan diam-diam tak akan pernah ditolak.

Dan ketika kita cerita ke teman dan dia berbicara, “cupu lu. Cemen lu, gak berani ngomong.” kita perlu malu, karena selama itu gak malu-maluin, ngapain malu? Selama itu gak bikin orang lain rugi, ngapain malu? Toh orang-orang yang cuma duduk manis di Senayan yang telah terbukti telah membuat orang lain rugi bahkan sengsara, mereka gak malu, kenapa kita yang gak bikin orang lain rugi malu? Think again.

Walaupun jatuh cinta diam-diam itu ada gak enaknya, tapi kalo dipikir-pikir lagi enaknya juga banyak. Intinya, kita harus selalu berpikir positif di setiap keadaan.

Tapi, jangan jatuh cinta diam-diam terus-terusan juga, ntar dapet jodohnya kapan? Jodoh itu gak akan datang kalo kita gak nyari.