Sesuka, Seduka



Dari berbagai pengalaman yang telah dilewati, ada satu hal yang perlu disadari oleh semua orang, termasuk aku sendiri. Manusia diciptakan Tuhan hanya diberi bekal, sisanya terserahlah kepada manusia. Walau begitu, Dia tak lupa untuk memberi petunjuk kepada hamba-Nya. Jutaan petunjuk yang diberikan-Nya terhampar luas di alam semesta. Perlulah kita untuk mencari petunjuk itu dengan akal dan nurani. Memahami setiap pentunjuk yang diarahkan-Nya kepada kita manusia berakal. Tentunya, perangai pun harus diperbaiki agar dapat melihat kebesaran-Nya yang terbentang dari ujung barat hingga ujung timur. 

Dilihatnya bintang bersinar terang, tidakkah itu menunjukkan bahwa Dia adalah yang Mahamenyinari? Di malam kita berjalan diterangi bintang. Tidakkah kita sadar jarak matahari dengan bumi demikian teliti? Jika terlampau jauh barang satu jengkal saja, beku seluruh bumi dan penjurunya. Jika lebih dekat hanya 12 sentimeter, maka kita sudah hangus terbakar bersama makhluk lain di bumi. Jangankan membuat sate, bahkan kita sudah tersate jika kita tidak berusaha mensyukurinya. Semoga kita tidak tersate, oleh-Nya.

Maka sementara orang bijak berkata, "Dekatilah Dia saat senang, maka Dia akan mendekatimu saat engkau susah." 

Di kehidupan dunia sekarang, tentunya kita sangat mendambakan teman, pasangan, bahkan hewan peliharaan yang sudi bersama kita sesuka dan seduka. 

Maka, tanpa bermaksud menggurui, carilah kawan, teman hidup yang bersedia sesuka seduka karena itu akan mempermudah kita dalam berjuang mencari petunjuk-Nya bersama orang yang telah kita pilih atau memilih kita. Seseorang yang tak akan letih mendengar seribu satu ocehan ketika kita terjun (disengaja atau tidak) ke lembah kesakitan yang maha dalam. Seseorang yang tak pernah jemu meluruskan dan mengantar kita untuk berjalan ke arah yang lebih baik.

Karena, jujur saja, berjuang sendiri bukanlah sebuah hal yang mudah.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.