Hidup dalam Bimbang Dibuai Dunia - Manusia Makhluk Labil
Gak kerasa udah 5 bulan gak nulis di blog. Entah hal apa yang membuat gue menjadi malas membuka situs beralamat www.blogger.com. Tapi yang pasti, sekarang gue hadir kembali. Menulis blog.
Jika dilihat ke belakang, mungkin faktor yang membuat malas adalah; 1) gue sedang menulis novel baru, 2) persiapan buat UN. Tapi, ketika UN telah selesai pun, gue tetap malas ngeblog. Mungkin karena menulis novel yang ini merupakan kali pertama (novel fiksi-romance). Ditambah lagi di novel itu gue menciptakan karakter yang umurnya 14 tahun dari si penulisnya.
Atau mungkin, gue memang males ngeblog. Entahlah.
OK, yang dibahas dipost ini bukan tentang gue males ngeblog. Kita lihat judulnya, Hidup Dalam Bimbang Dibuai Dunia. Yang gue maksud itu manusia. Yang hidup dalam bimbang adalah manusia. Gue beri contoh, berdasarkan pengalaman pribadi.
Dulu, ketika gue masih kelas 8 also known as kelas 2 SMP, gue kepengen banget lanjut ke SMK dengan jurusan Teknik Jaringan Komputer dan pengen jadi programmer. Namun, semakin ke sini, ke sini, ke sini, gue malah pengen masuk SMA dan ogah banget kalo harus SMK.
Lalu, sesudah UN, banyak sekolah-sekolah SMK promosi ke sekolah gue dengan jargon andalannya: lulusannya gampang kerja. Dari situ, gue mulai pikir-pikir lagi. SMA atau SMK. Hidup dalam bimbang dibuai promosi. Dan akhirnya, gue putuskan dan mantapkan untuk melanjutkan ke SMA dengan tujuan; udah SMA lanjut kuliah terus jadi akuntan. Gue gak tau apa korelasi antara programmer dan akuntan. Ada yang tahu?
Mari ambil contoh yang lebih mainstream.
Kebanyakan orang. Dulu sewaktu kecil biasanya kita kepengen jadi orang-orang yang super-hebat. Ketika ditanya oleh guru pas TKA, "udah gede mau jadi apa, Nak?" lalu dijawabnya, "MAU JADI PILOT, BUUU."
Mulai beranjak dewasa, ditanya begitu, jawabannya, "mau jadi guru aja, Bu," atau, "jadi programmer." Note: cita-cita jadi programmer menjadi mainstream dikarenakan pesatnya perkembangan TIK dan maraknya game online (jadi pengen bikin game).
Pas kuliah, belum ditanya udah ngejawab duluan, "saya mah mau lulus aja, Pak."
Lihat, sungguh labilnya manusia.
Enggak cuma anak kecil aja yang labil, orang dewasa juga. Pernah lihat truk dengan tulisan, Pulang malu, tak pulang rindu. Udah keliatan, kan?
Bukti lain. lihat paragraf 1 dan 2 post ini. Baca lagi. Resapi maknanya, dan carilah di mana kelabilan gue.
So, kita memang diciptakan menjadi makhluk yang labil. Life is adventure. Di petualangan hidup itu, kita tugaskan untuk mencari jati diri oleh Yang Maha Kuasa. Jangan heran kalau di dalam petualangan itu kita selalu mendapati pilihan-pilihan berbeda sehingga membuat kita menjadi si labil. Dan ingat, selain mencari, kita juga harus memilih.
Kita juga tidak memungkiri kalau kita ini labil. Oleh karena itu, hadapi realitas ini. Carilah dan pilihlah yang terbaik supaya gak labil-labil amat.
Tidak ada komentar: